Kamis, 02 Juni 2011

INDAH NYA BULAN RAJAB


Imam Musa bin Ja’far berkata, “Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, niscaya neraka menjauh darinya sejauh jarak perjalanan satu tahun. Barangsiapa berpuasa tiga hari, maka surga ditetapkan baginya.” Bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan merupakan bulan-bulan puncak kemuliaan. Banyak hadis yang menjelaskan keutamaan tiga bulan mulia ini. Diriwayatkan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Rajab bulan agung Allah yang tak tertandingi oleh bulan-bulan lain dari sisi kemuliaan dan keutamaan. Peperangan melawan orang-orang kafir diharamkan di bulan ini. Sesungguhnya Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadhan bulan umatku. Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, niscaya dia memperoleh keridhaan terbesar Allah, murka Allah dijauhkan darinya, dan pintu-pintu neraka tertutup baginya.”

Imam Musa bin Ja’far berkata, “Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, niscaya neraka menjauh darinya sejauh jarak perjalanan satu tahun. Barangsiapa berpuasa tiga hari, maka surga ditetapkan baginya.”
Beliau juga berkata, “Rajab merupakan sungai di surga yang lebih putih dari susu dan lebih manis ketimbang madu. Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, niscaya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menuangkan baginya minuman dari sungai itu.
Imam Ja’far al-Shadiq -shalawat dan kesejahteraan Allah tercurah bagi beliau- meriwayatkan: Rasulullah saw bersabda, “Rajab merupakan bulan mohon ampunan bagi umatku. Maka, perbanyaklah mohon ampunan (Allah) di dalamnya! Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. Bulan Rajab di sebut dengan al-Ashab (yang mengalir dengan deras), lantaran al-rahmah (kasih sayang Allah) tercurah amat deras di dalamnya. Oleh karenanya, perbanyaklah kalian mengucapkan: Astaghfirullaha wa as aluhu at-taubah (Aku mohon ampunan Allah dan minta taubat pada-Nya).”
Ibnu Babawaih meriwayatkan dengan sanad otentik dari Salim yang berkata:Saya datang menemui Imam Ja’far al-Shadiq pada (akhir) bulan Rajab dan masih tersisa tiga hari. Tatkala melihatku, beliau bertanya, “Wahai Salim, berpuasakah kamu di bulan ini?”Saya menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai putra Rasulullah!” Kemudian beliau berkata padaku, “Telah luput darimu pahala yang tidak mengetahui jumlahnya kecuali Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung. Sesungguhnya Allah mengutamakan bulan ini, mengagungkan kehormatannya, dan menetapkan kemuliaan-Nya bagi orang-orang yang berpuasa di dalamnya.”
Saya bertanya kepada beliau, “Wahai putra Rasulullah! Pabila saya berpuasa pada hari yang masih tersisa di bulan ini, maka dapatkah saya mencapai keberuntungan dari sebagian pahala orang-orang yang berpuasa di dalamnya?”
Beliau menjawab, “Wahai Salim! Barangsiapa berpuasa satu hari pada akhir bulan ini, maka hal itu menjadi pelindung baginya dari ketakutan saat sakaratul maut (menjelang kematian), serta perlindungan baginya dari bahaya mengerikan dan siksa kubur. Barangsiapa berpuasa dua hari pada akhir bulan Rajab ini, maka dengan puasa itu dia berhak mendapatkan surat ijin melintasi al-shirat. Barangsiapa berpuasa tiga hari pada akhir bulan ini, niscaya pada hari kiamat dia aman dari bahaya mengerikan dan bencana, serta dia diberi pembebasan dari api neraka.”
Diriwayatkan pula, bahwa puasa bulan Rajab memiliki banyak keutamaan. Barangsiapa tidak mampu berpuasa di bulan ini, hendaknya dia membaca tasbih berikut ini sebanyak seratus kali agar bisa mencapai pahala puasa di dalamnya.Subhâna al-ilâhil jalîl. Subhâna man lâ yanbaghi al-tasbîhu illâ lahu. Subhana al-A’azzi al-Akram. Subhâna man labisa al-‘Izza wa huwa lahu ahlun. (100 X) Amalan Bulan RajabAmalan Rajab terbagi dalam dua bagian, yaitu:Bagian Pertama: Amalan umum yang dikerjakan di semua bulan dan tidak dikhususkan pada hari-hari tertentu. Di antaranya:
1. Membaca doa berikut ini setiap usai mengerjakan shalat wajib harian:Artinya: “Wahai Yang aku berharap pada-Nya dalam setiap kebaikan dan aku berlindung dari murka-Nya pada setiap kejahatan. Wahai Yang memberi karunia banyak dengan adanya sedikit amal. Wahai Yang memberi sesiapa yang minta pada-Nya! Wahai Yang memberi sesiapa yang tidak minta pada-Nya dan tidak pula mengenal-Nya sebagai tanda belas kasih dan sayang dari-Nya! Berilah aku, lantaran permintaanku yang hanya ditujukan pada-Mu, seluruh kebaikan dunia dan seluruh kebaikan akhirat. Dan jauhkanlah aku, lantaran permintaanku yang hanya ditujukan pada-Mu, seluruh kejahatan dunia dan kejahatan akhirat. Sesungguhnya tidak berkurang apa yang Engkau berikan. Tambahkan karunia-Mu padaku, wahai Yang Maha Pemurah! Wahai Pemilik anugerah dan kedermawanan! Wahai Pemilik karunia dan pemberian! Jauhkan keadaan tuaku dari api neraka!”
2. Nabi saw bersabda, “Barangsiapa pada bulan Rajab mengucapkan: astaghfirullaha alladzi lâ ilâha illa huwa wahdahu lâ syarîka lahu wa atûbu ilaihi sebanyak seratus kali dan menutupnya dengan sedekah, niscaya Allah menutup usianya dengan rahmat dan ampunan. Barangsiapa mengucapkannya sebanyak empat ratus kali, niscaya Allah menetapkan baginya pahala seratus orang syahid.
3. Beliau saw bersabda, “Barangsiapa pada bulan Rajab mengucapkan: Lâ ilâha illallahu sebanyak 1.000 kali, niscaya Allah menetapkan baginya 100.000 kebaikan dan dan membangun untuknya sebuah kota di surga.”
4. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Barangsiapa memohon ampunan kepada Allah sebanyak 70 kali di waktu pagi dan 70 kali di waktu petang, yaitu dia mengucapkan:  Astaghfirullaha wa as aluhu at-taubah (Aku mohon ampunan Allah dan minta taubah pada-Nya); kemudian pabila telah genap tujuh puluh kali dia mengangkat kedua tangannya seraya berdoa: Allahumma ighfir lî wa tub ‘alayya (Ya Allah, ampunilah dosaku dan berikan taubat padaku), maka jika dia mati pada bulan Rajab niscaya dia mati dalam keadaan Allah rela padanya dan api neraka tidak bakal menyentuhnya berkat bulan Rajab.”
5. Memohon ampunan Allah pada bulan ini sebanyak 1000 kali, yaitu mengucapkan: astaghfirullaha dzal jalâli wal ikrâm min jamî i al-dzunûb wa al-âtsâm, (Aku mohon ampunan Allah, sang Pemilik keagungan dan kemuliaan, dari seluruh perbuatan dosa dan nista) niscaya Allah Yang Maha Pengasih mengampuni dosa-dosanya.
 
Bagian Kedua: Amalan khusus pada waktu siang dan malam bulan Rajab.
Hari kedua puluh lima: Pada hari ini, tahun 183 H merupakan hari wafat Imam Musa bin Ja’far al-Kadhim di Baghdad (Iraq) di usia 55 tahun. Yaitu hari yang kembali menimbulkan kesedihan keluarga suci Nabi Muhammad dan pengikut setia mereka.Malam hari kedua puluh tujuh: Yaitu malam pengangkatan kenabian dan termasuk di antara malam-malam penuh berkah. Di dalamnya terdapat beberapa amalan, antara lain:Imam Muhammad al-Jawad berkata, “Pada bulan Rajab terdapat suatu malam yang lebih baik bagi umat manusia daripada apa yang diterbitkan matahari, yaitu malam kedua puluh tujuh yang mana Rasulullah saw diangkat sebagai Nabi pada keesokan harinya. Pengikut setia kami yang beramal pada malam itu akan mendapatkan pahala amal ibadah selama enam puluh tahun.”
Ada orang yang bertanya pada beliau, “Amal apa yang baik dilakukan pada malam itu?”Beliau menjawab, “Apabila kamu selesai mengerjakan shalat Isya’, kemudian kamu tidur dan terbangun menjelang pertengahan malam. Pada saat itulah, hendaknya kamu mengerjakan shalat dua belas rakaat (2 rakaat X 6, penerj.). Pada setiap rakaat pertama membaca al-Fatihah dan (salah satu) surat pendek dari surat-surat al-Mufashshal. Dan surat-surat al-Mufashshal adalah surat Muhammad hingga surat terakhir al-Quran. Ucapkan salam setiap mengerjakan dua rakaat. Usai mengerjakan semua shalat (12 rakaat), hendaknya kamu tetap duduk setelah salam dan membaca surat al-Fatihah sebanyak 7 kali, surat al-Falaq 7 kali, surat al-Nâs 7 kali, surat al-Ikhlas 7 kali, surat al-Kafirûn 7 kali, surat al-Qadar 7 kali, dan ayat Kursi 7 kali. Setelah itu, kamu berdoa:
Alhamdulillahi alladzi lam yattakhidz waladan walam yakun lahu syarîkum fil mulki wa lam yakun lahu waliyyun minadz dzulli wa kabbirhu takbîran. Allahumma inni as aluka bima’aqidi ‘Izzika ‘ala arkâni ‘Arsyika wa muntaha al-rahmah min kitâbika wa bismika al-A’dhami al-A’dhami al-A’dhami wa dzikrika al-A’la al-A’la al-A’la wa bikalimatika al-tâmmât, an tushalliya ‘ala Muhammadin wa âli wa an taf’ala bî mâ anta ahluh.”
sumber : http://keluargaabi.wordpress.com